Www.ElitTV.id Bekasi – Sebuah toko di kawasan Jalan Tanah Apit, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, Jawa Barat, diduga menjadi tempat penjualan obat keras jenis tramadol dan eximer kepada anak-anak sekolah. Dugaan ini muncul setelah warga melaporkan aktivitas mencurigakan di sekitar toko tersebut. Kamis 3/7/2025.
Toko yang terletak di No. 68A Jalan Tanah Apit itu dikenal sebagai tempat penjualan rokok dan kebutuhan sehari-hari. Namun belakangan, warga menduga toko tersebut juga melayani penjualan obat-obatan terlarang kepada pelajar berseragam sekolah.
“Saya sering lihat anak-anak sekolah mampir ke sana. Bukan cuma beli rokok, katanya juga beli tramadol sama eximer,” ujar R (35), salah satu warga setempat, Kamis (3/7/2025).
Tramadol dan eximer (yang mengandung triheksifenidil) termasuk obat keras yang penggunaannya harus dengan resep dokter. Penyalahgunaan obat ini bisa menimbulkan efek samping serius, mulai dari gangguan mental, kejang, hingga ketergantungan.
polsek Medan Satria, Diminta menindak Tegas segera menindaklanjuti laporan warga dan Berita ini.
menjual obat keras tanpa izin resmi, pelaku dapat dijerat sejumlah pasal, di antaranya:
Pasal 196 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan denda paling banyak Rp1 miliar bagi siapa pun yang memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi yang tidak memiliki izin edar.
Pasal 197 UU Kesehatan, yang mengancam pidana penjara paling lama 15 tahun dan denda maksimal Rp1,5 miliar bagi orang yang dengan sengaja mengedarkan sediaan farmasi tanpa izin edar.
Pasal 198 UU Kesehatan, mengatur pidana penjara 2 tahun atau denda paling banyak Rp200 juta bagi yang memperjualbelikan obat keras tanpa keahlian dan kewenangan.
Dinas Kesehatan Kota Bekasi diharapankan turut ambil tindakan agar masyarakat tidak sembarangan membeli obat keras di luar apotek resmi.
“Tramadol dan eximer termasuk obat keras yang hanya boleh dibeli dengan resep dokter. Penggunaannya tanpa pengawasan medis bisa sangat berbahaya, terutama bagi remaja,” ujar R (35), salah satu warga setempat,